
Di bagian tengah desa terdapat beberapa altar penyembahan terhadap leluhur yang terdiri atas 2 bangunan kecil dari kayu dengan atap ilalang yang melambangkan nenek moyang perempuan dan laki-laki. Di antara kedua bangunan terdapat formasi batu-batuan yang menjadi tempat mempersembahkan binatang bagi leluhur.
Bagian paling ujung desa merupakan tempat yang paling tinggi. Tempat dengan sudut pandang 360 derajat ini menyajikan pemandangan yang sangat indah. Di arah utara terlihat bangunan-bangunan di seluruh desa dengan hutan dan perkebunan di sekitarnya. Di sebelah barat terlihat puncak Gunung Inerie dengan lembah yang dipenuhi hutan. Di kejauhan terlihat air Laut Sawu yang menyatu dengan langit di sebelah selatan. Di puncak desa ini terdapat gua Maria. Tempat tepat untuk menyepi, merenungkan dan mensyukuri keagungan Sang Pencipta.
Keunikan masyarakat Bena adalah sikap biasa-biasa saja dan tak merasa terganggu saat wisatawan datang. Mereka tetap melakukan aktivitas sehari-hari yaitu memintal benang dan menenun oleh para perempuan dan berkebun oleh para laki-laki.
Meskipun Bena menjadi salah satu tujuan wisatawan asing

Tertarik nyasar di balik hutan-hutan bambu di lereng Gunung Inerie dan melihat keunikan bentuk desa Bena serta melihat aktivitas keseharian masyarakatnya tanpa membuat mereka terusik? Atau melihat dan mengikuti prosesi-prosesi yang dilakukan dalam Upacara Reba? Yuk...nyasar di Flores bersama kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar