Translate

Senin, 17 Februari 2014

Katedral Ruteng, bangunan megah di tengah kota kecil





Di Ruteng berdiri  banyak sekali gereja dan biara. Bentuk bangunan gereja dan biara umumnya berarsitektur Eropa, sesuai dengan latar belakang misionarisnya. Tidak ada yang bercirikan Ruteng atau Manggarai. Didukung udara sejuk karena letaknya yang berada di lereng Gunung Ranaka, suasana kota menjadi mirip kota di Eropa. Seorang blogger mengatakan mirip di Praha.

Paroki Katedral yang berada di tengah kota merupakan bangunan baru. Mulai dibangun pada tahun 1996. Juga berarsitektur Eropa. Istimewanya, bangunan ini  sangat besar dan berada di atas tanah yang sangat besar juga, 4000 meter persegi. 

Selain kemegahan bangunannya, ada beberapa bagian menarik di lingkungan paroki katedral ini. Yang pertama adalah patung Santa Maria Assumpta di atas anak tangga terakhir menuju halaman gedung gereja. Patung inilah yang menjelaskan nama bangunan ini, yaitu Gereja  Santa Maria Assumpta - Santo Yosef.  

Yang kedua adalah menara lonceng gereja yang berada di belakang kiri patung ini Kalau tiba menjelang missa, peserta Yuk… nyasar di Flores dapat mendengar lonceng-lonceng dibunyikan yang suaranya menggema sampai jauh.

Yang ketiga adalah bangunan-bangunan tempat perhentian  jalan salib yang berakhir pada patung replika Pieta Michael Angelo. Bangunan-bangunan ini berada di sisi barat halaman gereja bersama kuburan para uskup yang pernah memimpin Keuskupan Ruteng.

Halaman gereja ini ditanami bunga-bunga warna warni dan pohon-pohon cemara. Yang istimewa, ada juga berbagai tanaman sayuran organik yang hasil panennya dapat dibeli.

Hal menarik keempat tentu saja gedung gerejanya. Di sisi timur bagian depan terdapat patung Yesus Sang Gembala. Bagian dalam terdiri dari 2 lantai. Lantai dasar terdapat lorong berbentuk salib, mulai dari pintu masuk utama hingga ke depan altar dan bersilangan dengan lorong dari pintu samping kiri dan kanan.Lantai atas hanya ada di bagian belakang. Kalau beruntung, kedatatangan bertepatan dengan jadwal latihan paduan suara. Jangan terkejut bila mendengar paduan suara di kota kecil ini menyanyikan dengan baik lagu-lagu Palestrina atau Cesar Frank dengan iringan organ yang bagus juga. Nikmatilah sambil mengamati ukiran-ukiran kisah sengsara Yesus di dinding-dinding bagian atas gereja.

Tidak jauh dari Gereja Katedral terdapat Gereja kategorial Santo Yosef yang umurnya jauh lebih tua dan berfungsi sebagai Katedral sebelum gedung yang baru dibangun. Gereja Santo Yosef memiliki keunikan karena dinding luarnya berwarna merah. Karena itulah lebih dikenal sebagai Red Chapel. Bangunan ini merupakan peninggalan Belanda dan mempunyai struktur tembok yang sangat kuat dengan lempengan besi pada bagian tengahnya.

Tertarik melihat kemegahan Katedral Ruteng lama dan baru, 3 lonceng besar dan pernak-pernik lainnya?  Yuk… nyasar di Flores bersama kami. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar