Translate

Kamis, 13 Februari 2014

Penjelajahan alam di Flores nyaris tanpa ujung!

Flores memiliki bentang alam yang unik, bervariasi dan nyaris masih perawan. Keunikannya terbentuk dari topografi daratannya yang berupa deretan rapat gunung-gunung, lembah-lembah, bukit-bukit dan pantai-pantai. Dalam bentang sekitar 400 km, Flores dipenuhi oleh hujan-hutan hujan tropis, hutan-hutan bakau, hutan-hutan bambu, dan padang-padang rumput. Di antara hutan-hutan itulah penduduk tinggal menyatu dengan lingkungannya dan menjaga keperawanannya dengan kearifan lokal masing-masing.

Sulitnya perjalanan antara satu tempat dengan tempat lainnya membuat penjelajahan alam Flores  bagaikan perjalanan tanpa ujung. Perlu waktu yang panjang untuk menjelajahi Flores. Karena itu tidak cukup 3-4 hari dan tidak cukup satu kali untuk menjelajahinya.

Berikut ini beberapa pengalaman peserta Yuk nyasar di Flores dalam menjelajahi Flores.



Trekking menembus hutan hujan tropis, semak belukar dan padang rumput di Deturia. Berujung pada ketenangan permukaan air  Danau Tiwu Sora yang dipercaya masyarakat setempat sebagai tempat tinggal nenek moyang mereka yang menjelma menjadi belut raksasa.







Menyeberangi parit irigasi, menempuh jalan setapak yang sedikit menanjak dan melintasi padang penggembalaan yang luas di Waturaka. Berujung pada pesona bentangan pelangi setangah lingkaran di bawah curahan air terjun Murukeba.








 




Mendaki padang rumput di bawah terik sinar matahari di Pulau Rinca. Berujung pada keindahan laut di salah satu teluk dengan panorama indah.



Memilih satu di antara puluhan bahkan ratusan kain tenun ikat indah di Pasar Alok Maumere. Berujung pada sehelai penutup tempat tidur bermotif rumit nan memesona.



Perjalanan mendaki menuju Patung Maria Bunda Segala Bangsa di Nilo, Sikka. Berujung pada kesegaran baru bagi jiwa yang dahaga.




 


Melongok melalui celah sempit di Gua Batu Cermin, Manggarai Barat. Berujung pada keindahan ukiran alam yang terbentuk oleh stalagtit dan stalagmit.



Berburu obyek foto dari sudut, pencahayaan dan pengaturan kamera. Berujung pada kepuasan melihat hasilnya, membaginya di media sosial atau menjualnya kepada yang menghargainya.







Duduk manis di kapal menikmati ayunan ombak sambil sekali-sekali dikejutkan oleh lompatan lumba-lumba. Berujung di pantai berpasir dan laut dangkal penuh koral dan ikan di Taman Nasional Komodo



Pendakian yang menguras tenaga melalui perkebunan rakyat, hutan, bukit, lembah dan sungai di Manggarai. Berujung pada keindahan alam dan kesejukan Waerebo, keagungan rumah-rumah adatnya serta keramahtamahan penduduknya.








Melompati batu-batu dan sekali-sekali membiarkan kaki dibasahi oleh genangan air di Taman Nasional Ranamese. Berujung pada kesegaran curahan air terjun Cunca Kantor Ranamese.










 


Penjelajahan tak akan berhenti hanya karena rusaknya sol sepatu. Hanya berakhir saat ujung yang  tersembunyi itu tercapai.








Tertarik untuk menjelajahi alam Flores yang masih perawan dan menemukan hal-hal unik di ujung-ujung pelosoknya?  Yuk...nyasar di Flores bersama kami. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar