Translate

Selasa, 21 Januari 2014

Bentuk topografis Pulau Flores




Flores memiliki bentuk topografis unik yang dibentuk oleh deretan bukit-bukit, gunung-gunung dan lembah-lembah yang rapat. Puncak-puncak gunung umumnya menyerupai prisma-prisma bersudut dan berujung tajam dengan garis-garis lereng tegas yang dipenuhi bukit-bukit yang juga berbentuk sama. Deretan gunung, bukit dan lembah ini memenuhi pulau dan terlihat seperti kulit iguana. Saat terkena sinar matahari, setiap bagian memantulkan cahaya dengan sudut pantul berbeda sehingga menghasilkan pemandangan penuh gradasi warna. 

Keunikan itu sudah terlihat sejak sebelum menginjakkan kaki di Flores. Bila Anda datang dengan pesawat terbang, jangan sampai  kehilangan kesempatan melihat lekuk-lekuk bukit dan gunung bersudut dan berpuncak tajam dan lembah dengan degradasi warna yang indah karena perbedaan  pantulan cahaya matahari. 
Begitu juga bila datang dengan kapal laut. Bukit-bukit dan gunung-gunung tampak jelas dari laut karena letaknya memang tidak jauh dari pantai. 

Saat menempuh perjalanan darat, keunikan ini membuat jalan-jalan antar kota berkelok-kelok, mendaki dan menurun di sangaaaaatt banyak tempat. Selain itu, banyak jalan antar kota yang diapit oleh pantai di satu sisi dan lereng bukit di sisi lainnya.

Tertarik nyasar di antara gunung-gunung, bukit-bukit dan lembah-lembah dan melihat keunikan dan keindahan bentuk topografis Pulau Flores?  Yuk...nyasar di Flores bersama kami. 


Jumat, 17 Januari 2014

Tanjung Kajuwulu



Tanjung Kajuwulu berada di pesisir utara Kabupaten Sikka. Terdiri atas pantai-pantai dan bukit-bukit padang rumput yang dipisahkan oleh jalan Trans Flores
Bukit-bukit padang rumput hijau
 di bulan Desember



 
Bukit dengan salib besar di puncaknya
Pada salah satu puncak bukitnya terpancang salib besar. Dari bawah terlihat seperti sebuah makam, tapi ukurannya jauh lebih besar daripada sebuah makam. Puncak bukit bersalib ini dapat dihampiri dengan mendaki beberapa ratus anak tangga. 





Bukit padang rumput
dan pantai berkarang di bulan Desember
Dari atas, pemandangan seluruh tanjung akan terlihat.Perpaduan warna air laut hijau tourqois, pantai berkarang, pantai berpasir putih dengan pohon-pohon asam, bakau, bunga gamal (sejenis turi) merah muda dan bunga-bunga ilalang coklat serta bukit-bukit kehijauan akan menjadi lukisan yang indah dipandang mata.



Pohon-pohon gamal meranggas di tepi
Tanjung Kajuwulu di bulan Agustus


Hutan bakau kecil dan sungai kering
di pantai berpasir di bulan Agustus
Yang mau berenang, silakan karena air lautnya yang bersih memang menggoda. Yang mau bersantai-santai di bawah pohon sambil cuci mata juga boleh. Apapun pilihannya, nyasar di sini harus dilindungi dengan sunblock!


Tertarik nyasar di Tanjung Kajuwulu dan menyusuri pantai-pantainya dan mendaki bukit bersalibnya?  Yuk...nyasar di Flores bersama kami. 


Kamis, 16 Januari 2014

Deturia di musim penghujan


Jalan berlumpur menuju Deturia
Keindahan dan keramahtamahan penduduk Deturia sudah dibahas di Deturia, dataran luas di kabupaten Ende.

Di musim penghujan, keindahan Deturia seringkali tersimpan di balik kabut yang tebal dengan jarak pandang 5 meter. Lebih dari 5 meter menjadi pemandangan yang mistis! Menjelajahi Deturia di musim penghujan laksana berada di situs film Lord of The Rings.


Aliran sungai membelah jalan utama
menuju Deturia
Jalan utama menuju Deturia dari Kota Baru memang menjadi sangat sulit ditempuh. Hanya ojeg motor dengan pengendara yang menguasai medan yang dapat mencapai Deturia. Bagian jalan tanah  merah yang dikeraskan menjadi lumpur lengket sehingga beberapa kali harus turun dari motor dan berjalan kaki. Ada beberapa cekungan di jalan yang menjadi aliran air sungai tanpa jembatan. Di sini sekali lagi harus turun dari motor dan asiknya......ada kesempatan untuk mencuci kaki yang penuh lumpur dan menikmati segarnya aliran air dingin di kaki setelah lelah berjalan. 

Kelelahan menempuh perjalanan berat menanjak ini akan sirna begitu tiba di Desa Deturia. Foto-foto di bawah ini hanyalah secuil keindahan Deturia di balik kabut.

Rumah kepala desa di balik kabut

Tertarik nyasar di Deturia dan merasakan keramahtamahan penduduknya dengan tinggal semalam di sana? Yuk...nyasar di Flores bersama kami. 




   

Rabu, 15 Januari 2014

Deturia, dataran luas di Kabupaten Ende



Detu dalam bahasa Lio berarti dataran. Ria berarti luas atau besar. Memang Deturia merupakan pengecualian di Flores yang memiliki  bentuk topografis bergunung-lembah-bukit. Deturia merupakan desa yang berada di dataran tinggi yang luas dikelilingi oleh bukit-bukit dan gunung-gunung.
Ternak dilepas di padang rumput
Deturia adalah sebuah lingkungan yang sangat mewah bagi orang yang tinggal di kota metropolitan. Di dataran yang luas yang bebas polusi ini ada pemukiman penduduk yang sangat renggang. Jarak antar rumah berjauhan. Ada halaman luas di tiap rumah.
Bukan hanya hunian manusia yang renggang, hewan ternakpun bebas berkeliaran di padang rumput. Ada padang rumput yang sangat luas di Deturia. Menurut Pak Goris, kepala desa Tiwu Sora, tidak ada ternak yang dikandangkan, semua dilepas di padang rumput. Sapi-sapi di Deturia sudah terbiasa makan rumput segar, tidak suka rumput kering seperti di Jawa.

Kemewahan lainnya adalah keramahtamahan masyarakatnya. Berada di Deturia memang terasa sangat jauh dari keramaian, tapi tidak akan merasa kesepian. Di sinilah keramah-tamahan bangsa Indonesia, yang tersohor dahulu kala itu, masih bisa dijumpai.  Setiap orang yang berpapasan dengan orang lain, kenal atau tidak kenal, akan saling menyapa hangat. Termasuk bagi pendatang asing yang baru pertama kali datang, sekalipun bahasanya belum tentu dipahami pendatang. Dan sapaan yang diikuti percakapan singkat pasti bukan basa-basi.

Jalan utama menuju Deturia
Deturia berada di Kabupaten Ende, namun lebih mudah dijangkau dari Maumere, ibukota Kabupaten Sikka. Ada jalan beraspal hot mix dari Maumere hingga pertigaan Ratebobi. Setelah itu ada jalan aspal dengan lobang di sana-sini berselang seling dengan jalan pengerasan dengan batu-batu besar dan di tempat-tempat tertentu dikeraskan dengan semen. Jalan memang sulit ditempuh, namun pemandangan di sepanjang jalan sangat menakjubkan. Berhenti berkali-kali di perjalanan untuk menikmati atau membuat fotonya akan membuat perjalanan ke Deturia tidak membosankan.
 
Pemandangan umum di sepanjang jalan
 menuju Deturia

Ada kendaraan umum dari Maumere ke Deturia berupa  truk kayu dengan bangku-bangku untuk penumpang yang diletakkan di bak belakang. Kendaraan ini merupakan cikal bakal kendaraan umum yang tersebar di Flores. Saat ini sudah ada bis antar kota, namun untuk menjangkau tempat-tempat terpencil truk kayu masih banyak digunakan. Di beberapa tempat lain, truk kayu disebut sebagai otokol. Belum mencoba truk kayu ini namanya belum nyasar di Flores.

Hutan antara Pise dan Tiwu Sora
Selain dengan kendaraan, Deturia juga dapat dicapai dengan treking melalui taman alam, hutan dan padang rumput dari Desa Pise. Ada banyak  spot fotografi yang menarik sepanjang treking. Mulai dari warna-warni bunga di taman alam,  padang rumput yang membentuk bukit-bukit kecil yang kontras dengan warna ternak-ternaknya, kubangan-kubangan alam,  hingga Laut Sawu di selatan dengan latar depan bukit-bukit dan desa di lereng-lerengnya.

Gerbang Desa Tiwu Sora
Treking  akan berakhir di Desa Tiwu Sora. Ada penduduk yang menyediakan rumah-rumahnya sebagai tempat beristirahat dengan fasilitas seadanya. Tempat tinggal dan makanan seadanya mungkin merupakan hal yang bisa dengan mudah diadaptasi. Namun ada 1 hal yang agak sulit, yaitu suhu dingin. Mungkin inilah tempat paling dingin di Flores. Jadi selain siap dengan kostum treking, harus siap juga dengan pakaian tebal berlapis. Jangan sampai udara dingin membuat tidur menjadi tidak nyenyak.

Baca juga entri lain tentang Deturia di Deturia di musim penghujan

Tertarik nyasar di Deturia dan merasakan keramahtamahan penduduknya dengan tinggal semalam di sana? Yuk...nyasar di Flores bersama kami. 


Kemiri di mana-mana



Ini adalah pemandangan yang biasa dijumpai di seluruh dataran Flores. Hutan  pohon-pohon besar dengan pucuk-pucuk dedaunan berwarna pucat menghadap ke atas seperti lapisan perak menaungi daun-daun tua berwarna hijau di bawahnya. Hutan seperti ini  memenuhi dataran, lembah, bukit atau mengitari sawah dan desa-desa di sebagian besar wilayah Flores. Hutan kemiri.

Kemiri merupakan komoditi utama Flores. Buahnya berbalut kulit yang tebal. Proses pemecahan kulitnya masih dilakukan secara manual untuk mendapatkan biji kemiri yang bulat utuh.Dilakukan dengan menjepitkan buah kemiri di antara 2 bilah bambu yang diikat, lalu  memukulkannya di batu dengan kecepatan tertentu.


Tertarik nyasar di lembah dan jurang kemiri dan melihat proses pengolahan kemiri? Yuk...nyasar di Flores bersama kami. 


Selasa, 14 Januari 2014

Tiwu Bowu, danau air tawar




Ada "2 lapis" air. di bawah langit
Gunung dan bukit yang berada di pinggir laut merupakan hal biasa di Flores. Tetapi  danau air tawar  yang letaknya di pinggir laut mungkin hanya Tiwu Bowu satu-satunya.Pada foto di atas, terlihat ada "2 lapis" air. Di bawah langit biru ada lapisan air laut berwarna biru tua. Di bawahnya ada lapisan hutan bakau dan di bawahnya ada lapisan air danau. 

Tiwu dalam bahasa Lio berarti danau.Tiwu Bowu berada di semenanjung utara Kabupaten Ende. Lebih mudah dijangkau dari Kota Maumere, ibukota Kabupaten Sikka daripada Kota Ende. Ada jalan aspal hotmix dari Maumere hingga Kota Baru, kota terdekat yang dapat ditempuh dengan mobil. Ada pemandangan bukit-bukit dan tepi laut di sepanjang jalan yang tidak membosankan. Setelah itu harus disambung berjalan kaki hingga tepi danau.

Meskipun berada tidak jauh dari pantai, Tiwu Bowu merupakan tempat yang sejuk dan segar karena banyak ditumbuhi pepohonan besar. Ada hutan, sawah dan perkampungan penduduk yang berada di sekitar danau.Sebagian penduduk ada yang bekerja sebagai nelayan. Bersantai di perahu sambil mengamati pemandangan di sekitar danau, mengeker  burung-burung di hutan dan diakhiri dengan menyantap olahan ikan yang baru ditangkap merupakan kegiatan menarik di tempat ini. Jangan lupa membawa binokular.



Tertarik nyasar di Tiwu Bowu dan merasakan nikmatnya masakan ikan yang baru ditangkap dari danau? Yuk...nyasar di Flores bersama kami. 










Baba Akong, pahlawan lingkungan di pesisir utara Kabupaten Sikka


Baba Akong dengan kalpataru emasnya
Satu-satunya tanda bahwa beliau keturunan Cina hanya bentuk wajahnya. Bicaranya cadel karena giginya sudah banyak hilang dan penyakit degenertif yang dideritanya. Nama aslinya merupakan nama umum orang Sikka. Beliau sendiri mengakui namanya sulit diingat dan minta dipanggil Baba Akong saja.  Sebutan Baba dalam bahasa Lio (salah satu bahasa asli orang Sikka) lebih merupakan panggilan hormat kepada laki-laki dewasa daripada panggilan berbau diskriminatif. 

Selebihnya.....semua menunjukkan bahwa beliau orang Indonesia. Karyanya sejak 1992 menanam bakau di pesisir utara Sikka membuktikan dia adalah orang Indonesia yang lahir, hidup, bergumul, dan berkarya di Indonesia.  

Hidup dan karyanya membangun hutan bakau di Reroroja merupakan investasi bukan hanya bagi anak-cucunya saja, tapi bagi seluruh masyarakat yang hidup di daerah tersebut. Hutan bakau ini memang dibangun seperti bangunan-bangunan lain. Dibangun di atas tanah berpasir dan tandus dengan keringatnya sendiri. Kini bangunan itu menjadi tempat bernaung puluhan spesies unggas, udang, ikan dan kepiting serta menjadi tempat  masyarakat di sekitarnya.menggantungkan hidup sebagai pencari dan penjual makanan laut.



Di hutan ini ada 15 species bakau. Salah satunya memiliki daun yang berkhasiat menetralisir racun duri ikan pari yang pernah membunuh Steve Irwin, the crocodile hunter. Seperti beberapa penduduk lokal Reroroja lainnya yang selalu berhubungan dengan satwa laut, Baba Akong pernah tertusuk duri ikan pari dan merasakan efeknya pada denyut jantung. Daun bakau inilah yang menyelamatkannya. Alam memang selalu menyediakan jalan keluar bagi masalah manusia yang berkaitan dengan alam. Yang diperlukan sebetulnya hanya kepekaan dalam memahami bahasa alam saja.


Tertarik nyasar di hutan bakau ini dan belajar memahami bahasa alam dari Baba Akong? Yuk...nyasar di Flores bersama kami. 


Nyasar di Flores ?




Nyasar di kampung nelayan Wuring

Flores memang tempat nyasar, karena sensasi yang muncul saat berada di Flores adalah rasa asing, terutama bagi orang yang sehari-harinya berada di keramaian. Banyak hal tak biasa dan tak terduga di Flores. Perencanaan memang harus dibuat sebelum nyasar ke Flores, tapi jangan kaget jika rencana harus diubah beberapa saat sebelum tiba atau setibanya di tempat nyasar. Tanpa kejutan, nyasar di Flores kurang asik!

Nyasar di sebuah hutan di Manggarai


Untuk nyasar ke Flores, yang pertama kali harus diubah adalah persepsi bahwa Flores adalah pulau panas dan gersang. Kenyataannya, Flores merupakan pulau yang subur, meski di beberapa tempat memang hanya dijumpai padang rumput dan terlihat kering saat kemarau. Kesuburannya membuat flora dan fauna tumbuh dan berkembang-biak dengan baik. Sementara padang-padang rumput memiliki tekstur geografis yang menarik, dan pada musim kemarau merupakan obyek foto yang indah. Jadi nyasar di Flores…… asyik! Soal panas atau dingin, sama seperti pulau lainnya, tergantung ketinggiannya dari permukaan laut. Ada tempat dingin, ada tempat panas.


 
Nyasar di Pulau Rinca








Lalu… ada 3 hal penting yang perlu diketahui sebelum nyasar di Flores. Pertama mengenai jalanan.  Pulau Flores terdiri atas gunung, bukit, lembah yang rapat. Akibatnya, jalan antar kota berkelok-kelok mengikuti tekstur geografis ini. Kelok Sembilan di Sumatera Barat tidak ada artinya dibandingkan kelok-kelok di Flores. Karena itu nyasar di Flores menyita banyak waktu untuk perjalanan antar kota. Jalan memang berkelok-kelok, tapi sebagian besar jalan antar kota sudah di-hot-mix dan umumnya pengendara mobil lokal mempunyai ketrampilan khusus melewati kelok-kelok jalan untuk mengurangi efek memabukkan.. Separah apapun perut dikocok oleh kelokan-kelokan jalan, selalu ada hadiah berupa pemandangan yang indah di tempat tujuan. 



Nasi merah, rumpu rampe,
sambal luat di RM Pangan Lokal
Kedua dan ketiga mengenai penginapan dan makanan. Kota di Flores yang paling siap menyambut wisatawan adalah Labuan Bajo, kota transit sebelum menuju Taman Nasional Komodo. Letaknya di ujung barat Flores. Di kota ini tersedia banyak penginapan mulai dari homestay hingga hotel berbintang 4. Rumah makanpun beragam pilihannya, dari hidangan laut, masakan Jawa, Cina, Padang hingga Eropa. Kota-kota lain bukanlah kota wisata. Agak sulit menemukan penginapan berbintang, tapi selalu ada tempat menginap di tiap kota kabupaten. Makin ke timur, makin sulit menemukan penginapan yang baik. Soal makanan,tidak ada makanan ekstrim di Flores. Semua makanan bisa diterima oleh lidah orang Indonesia pada umumnya. Bumbu tidak terlalu menonjol dalam tiap masakan. Istimewanya, sebagian besar makanan di Flores terbuat dari bahan organik dan makanan laut umumnya segar.


Tertarik pada suasana yang berbeda dengan nyasar di Flores dan menemukan hal-hal tak biasa dan tak terduga di sana? Yuk...nyasar di Flores bersama kami. 


Senin, 13 Januari 2014

Tempat nyasar pilihan di Flores : Wair Nokerua





Wair Nokerua adalah sebuah mata air tawar yang keluar di antara tumpukan batu dan karang di tepi laut pesisir utara Kabupaten Sikka. Wair berarti air, Nokerua berarti orang yang hidup selibat. Masyarakat lokal memercayai bahwa mata air ini muncul setelah diketuk oleh Fransiskus Xaverius saat mendarat di tempat ini dalam keadaan dahaga.
Pada saat air laut surut, Wair Nokerua dapat dijangkau dari darat. Dari jalan raya antara Maumere dan Magepanda, ada jalan tanah dengan pengerasan ke arah laut menuju tempat ini. Di kanan kiri jalan terbentang padang rumput dan pertanian.




Tertarik untuk berziarah di tempat Fransiskus Xaverius berlabuh dan menemukan kesegaran air tawar di pantai?  Yuk...nyasar di Flores bersama kami.