Translate

Rabu, 15 Januari 2014

Deturia, dataran luas di Kabupaten Ende



Detu dalam bahasa Lio berarti dataran. Ria berarti luas atau besar. Memang Deturia merupakan pengecualian di Flores yang memiliki  bentuk topografis bergunung-lembah-bukit. Deturia merupakan desa yang berada di dataran tinggi yang luas dikelilingi oleh bukit-bukit dan gunung-gunung.
Ternak dilepas di padang rumput
Deturia adalah sebuah lingkungan yang sangat mewah bagi orang yang tinggal di kota metropolitan. Di dataran yang luas yang bebas polusi ini ada pemukiman penduduk yang sangat renggang. Jarak antar rumah berjauhan. Ada halaman luas di tiap rumah.
Bukan hanya hunian manusia yang renggang, hewan ternakpun bebas berkeliaran di padang rumput. Ada padang rumput yang sangat luas di Deturia. Menurut Pak Goris, kepala desa Tiwu Sora, tidak ada ternak yang dikandangkan, semua dilepas di padang rumput. Sapi-sapi di Deturia sudah terbiasa makan rumput segar, tidak suka rumput kering seperti di Jawa.

Kemewahan lainnya adalah keramahtamahan masyarakatnya. Berada di Deturia memang terasa sangat jauh dari keramaian, tapi tidak akan merasa kesepian. Di sinilah keramah-tamahan bangsa Indonesia, yang tersohor dahulu kala itu, masih bisa dijumpai.  Setiap orang yang berpapasan dengan orang lain, kenal atau tidak kenal, akan saling menyapa hangat. Termasuk bagi pendatang asing yang baru pertama kali datang, sekalipun bahasanya belum tentu dipahami pendatang. Dan sapaan yang diikuti percakapan singkat pasti bukan basa-basi.

Jalan utama menuju Deturia
Deturia berada di Kabupaten Ende, namun lebih mudah dijangkau dari Maumere, ibukota Kabupaten Sikka. Ada jalan beraspal hot mix dari Maumere hingga pertigaan Ratebobi. Setelah itu ada jalan aspal dengan lobang di sana-sini berselang seling dengan jalan pengerasan dengan batu-batu besar dan di tempat-tempat tertentu dikeraskan dengan semen. Jalan memang sulit ditempuh, namun pemandangan di sepanjang jalan sangat menakjubkan. Berhenti berkali-kali di perjalanan untuk menikmati atau membuat fotonya akan membuat perjalanan ke Deturia tidak membosankan.
 
Pemandangan umum di sepanjang jalan
 menuju Deturia

Ada kendaraan umum dari Maumere ke Deturia berupa  truk kayu dengan bangku-bangku untuk penumpang yang diletakkan di bak belakang. Kendaraan ini merupakan cikal bakal kendaraan umum yang tersebar di Flores. Saat ini sudah ada bis antar kota, namun untuk menjangkau tempat-tempat terpencil truk kayu masih banyak digunakan. Di beberapa tempat lain, truk kayu disebut sebagai otokol. Belum mencoba truk kayu ini namanya belum nyasar di Flores.

Hutan antara Pise dan Tiwu Sora
Selain dengan kendaraan, Deturia juga dapat dicapai dengan treking melalui taman alam, hutan dan padang rumput dari Desa Pise. Ada banyak  spot fotografi yang menarik sepanjang treking. Mulai dari warna-warni bunga di taman alam,  padang rumput yang membentuk bukit-bukit kecil yang kontras dengan warna ternak-ternaknya, kubangan-kubangan alam,  hingga Laut Sawu di selatan dengan latar depan bukit-bukit dan desa di lereng-lerengnya.

Gerbang Desa Tiwu Sora
Treking  akan berakhir di Desa Tiwu Sora. Ada penduduk yang menyediakan rumah-rumahnya sebagai tempat beristirahat dengan fasilitas seadanya. Tempat tinggal dan makanan seadanya mungkin merupakan hal yang bisa dengan mudah diadaptasi. Namun ada 1 hal yang agak sulit, yaitu suhu dingin. Mungkin inilah tempat paling dingin di Flores. Jadi selain siap dengan kostum treking, harus siap juga dengan pakaian tebal berlapis. Jangan sampai udara dingin membuat tidur menjadi tidak nyenyak.

Baca juga entri lain tentang Deturia di Deturia di musim penghujan

Tertarik nyasar di Deturia dan merasakan keramahtamahan penduduknya dengan tinggal semalam di sana? Yuk...nyasar di Flores bersama kami. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar